Migrain adalah salah satu jenis sakit kepala yang sering dialami banyak orang. Kondisi ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari karena rasa sakitnya yang intens dan dapat berlangsung selama beberapa jam hingga berhari-hari.
Migrain tidak hanya berupa sakit kepala biasa, tetapi sering disertai gejala lain yang mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Artikel yang dirangkum dari https://pafipulausemiun.org/ akan membahas penyebab dan gejala migrain serta bagaimana cara mengenali tanda-tanda yang muncul.
Apa Itu Migrain?
Migrain adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan serangan sakit kepala hebat yang berulang. Serangan ini seringkali muncul di salah satu sisi kepala, meskipun bisa juga terjadi di kedua sisi. Migrain bisa berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari dan biasanya disertai gejala lain seperti mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya atau suara.
Penyebab pasti migrain masih belum sepenuhnya dipahami oleh para ahli, tetapi ada berbagai faktor yang diyakini berkontribusi terhadap munculnya serangan migrain. Faktor-faktor tersebut bisa berbeda-beda pada setiap orang, tetapi umumnya terkait dengan lingkungan, hormon, dan gaya hidup.
Penyebab Migrain
Migrain disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, termasuk perubahan pada otak dan keturunan genetik. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat memicu serangan migrain:
- Perubahan Hormon
Fluktuasi hormon estrogen sering kali dikaitkan dengan migrain pada wanita. Banyak wanita melaporkan bahwa migrain mereka muncul atau menjadi lebih parah selama menstruasi, kehamilan, atau menopause. Penggunaan pil KB atau terapi penggantian hormon juga dapat memicu atau memperparah migrain. - Faktor Genetik
Jika seseorang memiliki anggota keluarga yang menderita migrain, kemungkinan besar mereka juga rentan terhadap kondisi ini. Faktor genetik memainkan peran penting dalam kecenderungan seseorang mengalami migrain. - Stres dan Tekanan Psikologis
Stres merupakan salah satu pemicu migrain yang paling umum. Tekanan pekerjaan, masalah pribadi, atau kecemasan dapat menyebabkan serangan migrain. Saat tubuh mengalami stres, terjadi perubahan kimia di otak yang dapat memicu migrain. - Perubahan Pola Tidur
Tidur yang tidak cukup atau terlalu banyak dapat memicu serangan migrain. Begadang, jet lag, atau perubahan jadwal tidur yang drastis dapat meningkatkan risiko migrain pada orang yang rentan. - Makanan dan Minuman Tertentu
Beberapa makanan dan minuman dapat memicu migrain pada sebagian orang. Makanan yang mengandung MSG, nitrat (seperti pada daging olahan), keju tua, cokelat, dan kafein sering disebut sebagai pemicu migrain. Alkohol, terutama anggur merah, juga dapat memicu serangan migrain. - Perubahan Cuaca atau Tekanan Barometrik
Cuaca yang berubah secara tiba-tiba, terutama penurunan atau peningkatan tekanan barometrik, bisa memicu serangan migrain pada beberapa orang. Perubahan cuaca ekstrem seperti panas yang berlebihan atau kelembapan tinggi juga dapat menjadi faktor pemicu. - Paparan Cahaya dan Suara
Cahaya yang terlalu terang atau berkedip, serta suara yang keras, dapat memicu serangan migrain. Hal ini karena penderita migrain biasanya lebih sensitif terhadap rangsangan eksternal seperti cahaya dan suara. - Penggunaan Obat-obatan
Beberapa obat, seperti obat tidur atau vasodilator (obat yang melebarkan pembuluh darah), dapat memicu serangan migrain. Penggunaan obat pereda nyeri yang berlebihan juga bisa menyebabkan migrain rebound, di mana sakit kepala muncul kembali setelah obat habis.
Gejala Migrain
Migrain biasanya berkembang dalam beberapa tahap, meskipun tidak semua orang mengalami setiap tahap. Berikut adalah gejala yang sering muncul selama serangan migrain:
- Prodrome (Fase Awal)
Fase ini terjadi beberapa jam hingga beberapa hari sebelum serangan migrain dimulai. Gejalanya meliputi perubahan suasana hati, leher kaku, rasa haus yang meningkat, sering menguap, serta mengidam makanan tertentu. Fase prodrome ini sering kali memberi peringatan awal bahwa migrain akan datang. - Aura
Sekitar 25% penderita migrain mengalami aura sebelum serangan utama dimulai. Aura merupakan gangguan penglihatan atau sensorik yang bisa berlangsung selama 10 hingga 60 menit. Gejala aura meliputi penglihatan kabur, melihat kilatan cahaya, garis zig-zag, atau bintik-bintik gelap. Beberapa orang juga mengalami sensasi mati rasa atau kesemutan di wajah, lengan, atau kaki. - Fase Serangan
Ini adalah fase utama migrain, di mana sakit kepala yang intens muncul. Rasa sakitnya sering kali terpusat di satu sisi kepala, meskipun bisa menyebar ke seluruh kepala. Rasa sakit ini biasanya berdenyut atau seperti dihantam benda tumpul, dan bisa memburuk dengan aktivitas fisik. Gejala lain yang menyertai fase serangan meliputi mual, muntah, sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia), dan suara (fonofobia). - Postdrome (Fase Pemulihan)
Setelah sakit kepala mereda, penderita migrain mungkin merasa lelah, lemah, atau kebingungan. Beberapa orang menggambarkan fase ini sebagai “hangover migrain”, di mana tubuh merasa lesu dan sulit berkonsentrasi. Fase postdrome ini bisa berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari.
Migrain adalah kondisi neurologis yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, faktor-faktor seperti perubahan hormon, stres, makanan tertentu, dan pola tidur bisa menjadi pemicu migrain.
Jika Anda sering mengalami migrain, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan menjaga kualitas hidup yang lebih baik.
Yuk dapatkan informasi selengkapnya terkait obat, suplemen, vitamin, artikel kesehatan, dan seputar kefarmasian dengan mengunjungi laman https://pafipulausemiun.org/ sebagai laman resmi organisasi Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI).